Lirik ebiet g ade  berita kepada kawan
Perjalanan ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih …
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
 penjelasan dari lagu ini :
tanah kering bebatuan, batu jalanan, kering rerumputan, gembala kecil  menangis sedih, bapak ibunya telah lama mati, ditelan bencana tanah ini.
Mari  kita bandingkan kata-kata tersebut dengan alam Indonesia yang "katanya"  subur, makmur, loh jinawi, biji apapun yang ditanam pasti tumbuh di  tanah ibu pertiwi ini, dan lain sebagainya. Inikah ungkapan betapa kita  sudah merusak alam sehingga yang tersisa hanyalah tanah kering bebatuan,  kering rerumputan, dan tinggal kerasnya batu jalanan?
Siapakah gembala kecil yang dimaksud dalam lagu ini? Kenapa dipilih  profesi gembala, dan kecil lagi. Mengapa bukan peternak, petani,  nelayan, pedagang, pengusaha, politikus atau profesi lain? Karena hanya  gembalalah yang memiliki tugas merawat dan menjaga dengan penuh kasih  sayang terhadap hewan peliharaannya, dari lahir sampai tua. Tidak ada  niatan untuk menyembelih, mengorbankan, atau menjual secara kiloan hewan  peliharaannya.
Peternak > cari bibit baik sana sini,  dikembangbiakkan, dirawat (tidak dengan kasih sayang) supaya gemuk dan  sehat, ketika saatnya tiba, jual kiloan.
Petani > menanam bibit, setelah masa panen tiba, tanaman ditebas, kemudian jual.
Nelayan > tidak menebar bibit ikan, tapi mengambil dari lautan, dapat banyak ikan, jual.
Pedagang dan Pengusaha > apapun di tangan yang bisa menghasilkan duit, jual.
Politikus > tidak hanya apapun, tapi juga siapapun, bagaimanapun, yang jelas bisa menguntungkan, jual.
Lihat nilai kasih sayang yang terkandung dari profesi gembala ini. Jadi, bukankah ada juga istilah Gembala Yang Agung?Terpaku menatap langit.. Inilah harapannya. Di langit banyak benda yang  tak terjangkau dan tak terkuasai manusia, seperti bintang, bulan,  matahari, pelangi, dan lain sebagainya. (Pesawat terbang dan balon tidak  termasuk, karena masih bisa dijangkau dan dikuasai manusia). Nampak  bendanya, beda dengan lautan yang menawarkan garis lurus saja. Tapi  langit memperlihatkan benda-benda, memperlihatkan harapan. Dan di  sanalah Tuhan Yang Maha Agung bertahta. Harapan selalu berada di atas,  kecuali sedang menggali sumur ya.. berharap-harap cemas dapat air di  bawah.
Apakah Tuhan sudah bosan? tentu jawabannya jelas sekali, "Tidak, Tuhan tidak pernah bosan dengan manusia." Itu sudah pasti.
sumber : google