Kamis, 09 Juni 2011

kehidupan dan kematian

Manusia harus percaya kepada Yang Suci dan terlibat didalamnya. Kalau tidak maka yang suci menyembunyikan dirinya didalam selubung yang tidak dapat dilalui yang pada hakikatnya adalah selubung jiwa-jiwa rendah manusia. Nafs menurut para sufi-yang menyelubungi inti wujud manusia yang abadi, kemudian memutuskannya dari penglihatan Yang Suci. Hidup dan kehidupan dapat menjadi sarana untuk mengingatkan kembali manusia akan kedamaian, ketenangan, dan kegembiraan melalui apa yang dia cipta dan yang dia cari sepanjang masa.

Disadari atau tidak disadari, yang hanya bisa dia dapatkan apabila mencapai suatu kesadaran tertentu tentang kesucian dan sepakat bahwa dia harus menyerahkan dirinya kepada kehendak Yang Maha Kuasa. Begitu juga dalam tasawuf, hidup dan kehidupan dipandang sebagai buah pengamatan, dan hasil sekunder ekspresi kebenaran spiritual, dari seseorang yang telah mencapai kebenaran itu dan hidup dalam keselarasan alam (thab'i mawzun), yang dirasakan oleh mereka yang juga memiliki sifat selaras seperti itu.

Hal tersebut tepat sekali karena hidup dan kehidupan merupakan buah dari visi spiritual sehingga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan intelektual dan juga merangsang adanya transformasi kimiawi dalam jiwa manusia. Pada akhirnya satu-satunya hal mendasar yang dimiliki hidup dan juga kehidupan, sebagaimana paham tradisional, adalah ruh (spirit), dan yang lainnya nafs (jiwa). Menurut istilah Islam adalah suci, karena berperan sebagai sarana untuk kembalinya manusia menuju dunia spiritual.

Namun kemungkinan ini, yakni kembali ke dunia yang lebih tinggi, tak dapat dipisahkan dari realitas, penurunan dari yang atas, karena pada dasarnya hanya yang datang dari dunia spiritual itulah yang dapat bertindak sebagai sarana kembalinya manusia ke dunia yang lebih tinggi. Oleh karena itu nafs (jiwa), suci manusia menandakan adanya keajaiban melalui nilai spiritual dalam dunia material, dari surga ke bumi.

Ia (nafs) merupakan sebuah gema dari surga untuk mengingatkan manusia di bumi ini akan tempat asalnya, Surga. Untuk memahami makna kesucian kita harus memahami pandangan tradisional mengenai realitas, baik kosmik maupun metakosmik, didalam keterbatasan manusia yang hidup dan tetap hidup di pelosok dunia. Kini dalam pandangan tradisional mengenai hidup dan kehidupan pada umumnya adalah realitas hidup dan kehidupan manusia itu sendiri.

Realitas adalah multi-struktur, yakni mempunyai berbagai tingkat eksistensi. Realitas berasal dari yang esa, dan terdiri atas berbagai tingkat. Sesuai dengan kosmologi Islam dan dapat diringkas sebagai hidup dan kehidupan psikis, hidup dan kehidupan fisik (material). Manusia hidup di alam material namun sekaligus dikelilingi oleh seluruh tingkat eksistensi yang lebih tinggi diatasnya. Manusia tradisional hidup dalam kesadaran akan realitas ini sekalipun. Pengetahuan metafisik dan kosmologisnya diluar pengetahuan orang mu'min kebanyakan dan disediakan bagi elit intelektual. Karena suatu tradisi mencakup seluruh kehidupan dan aktivitas manusia, pada suatu masyarakat tradisional.

Mungkin ada sebagian yang hidup dengan menampakkan kualitas keduniawian dan masih tradisional namun tidak mungkin menunjuk contoh ikhwan kehidupan suci yang duniawi atas diri manusia.

Didalam kitab suci Al-Qur'an telah disebutkan: “Hai manusia sesungguhnya janji Allah Adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu memperdayakan kamu”. (Q.S. 35 : 5)

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara sesama kamu serta berbangga-bangga tentang (kecantikan-ketampanan), banyak harta, ilmu dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian tanaman itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian dia menjadi hancur. Dan diakhirat nanti ada azab yang keras atau ampunan dari Allah serta keridhoan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan tipuan semata”. (Q.S. 57 : 20)

Makna universal dari hidup dan kehidupan manusia dalam pengertian tradisional tentu saja tanpa menghilangkan perbedaan-perbedaanya dengan kesucian jiwa dari masing-masing manusia itu sendiri. Karena aspek kesucian sudah menetap lama dalam rahiim seorang ibu yang mengandung bayinya. Hal ini pulalah yang merefleksikan prinsip-prinsip spiritual dalam cara yang tidak langsung.

Kehidupan manusia tradisional dalam seluruh aspeknya mulai dari bekerja sampai makan dan tidur, mempunyai makna spiritual, sekalipun demikian ibadah yang khusus tetap dibedakan dari irama kehidupan sehari-hari, dan lebih secara langsung memantulkan prinsip-prinsip yang mengatur seluruh kehidupan. Dengan cara yang sama kehidupan jiwa suci menjadi bagian dari kehidupan tradisional yang dipadukan dengan seluruh kehidupan manusia dan dihubungkan dengan tindakan membuat dan berbuat sesuatu, yang secara langsung dipertalikan dengan ritus-ritus dan simbol-simbol spiritual keagamaan.

Berdasarkan kenyataan ini maka kelangsungan hidup manusia dan kelangsungan hidup suatu agama ada pertalian yang amat erat sekali, sekalipun setelah struktur masyarakat tradisional semakin lemah bahkan hancur sebagaimana kita saksikan dibeberapa bagian bumi dijaman modern ini. Orang-orang bijak masa lampau mengatakan bahwa, ”hidup dan kehidupan merupakan jembatan antara dunia material dan dunia spiritual, maka tidak dapat dipisahkan dari agama tertentu“.

Kualitas yang diusahakan “tradisional” menyinggung keseluruh manifestasi suatu kehidupan tradisional yang memantulkan prinsip-prinsip spiritual kehidupan itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan yang suci terutama yang dipergunakan dalam bidang pencarian jati diri seseorang dalam mengarungi hidup fisik yang amat singkat ini, dimaksudkan untuk manifestasi tradisional. Yang secara langsung berhubungan dengan prinsip-prinsip spiritual, yaitu : “Ritus religius dan inisiatik (silsilah) serta perbuatan yang mempunyai suatu subyek yang suci walau seringkali terjadi talbisu (tipuan) dunia atas diri manusia yang larut dalam glamournya dunia.

Rasulullah Saw pernah mengatakan mengenai dunia ini: “Dunia umurnya sudah tua sekali, dan berwujud seorang nenek-nenek yang memakai gaun indah serta perhiasan emas permata yang menempel diseluruh tubuhnya”.

Jadi kesimpulannya, dunia itu semakin tua dan semakin merangsang manusia untuk berebut memilikinya dengan berbagai macam cara dan gaya. Tidakkah mereka menyadari bahwa dunia itu hanyalah tempat ujian berupa sawah ladang? Agar manusia bercocok tanam diatasnya yang pada akhirnya mereka semua akan memetik dari apa-apa yang telah ditanamnya.
 
KEMATIAN FISIK

Kematian adalah keyakinan ilahiah sekaligus menjadi sumber keberadaan dan kehidupan fisik manusia yang telah usai. Kematian berasal dari karunia Tuhan dan terletak dalam salah satu bagian inti ajaran Islam. Ia merupakan sebuah kunci yang diberikan kepada manusia agar dapat menguak rahasia dibalik kematiannya sendiri, karena manusia berada diantara dua dunia kesunyian yang dalam hal tertentu berarti ganda (ambigu) dan tidak diketahuinya.

Yang pertama adalah masa sebelum lahir, dan yang kedua adalah masa setelah kematian. Kehidupan manusia berada diantara keduanya yang antara sekejap seperti tangisan sesaat yang secara tiba-tiba memecahkan kesunyian abadi sekadar untuk bersatu dengan-Nya.

Dengan bantuan doktrin dan metode spiritual, manusia mampu memahami siapa dirinya, dengan meninggalkan apa saja yang menyesatkannya untuk mengetahui hakikat dirinya. “Dalam kematian, manusia dibebaskan darinya melalui transformasi batin yang terjadi kapan dan dimanapun. “ Akibatnya dalam kerangka kehidupan normalnya dia mampu mendengar irama batin kesunyian yang kekal abadi dari seluruh makhluk dan dibalik kebisingan kehidupan sehari-hari”
sumber  : google

Selasa, 17 Mei 2011

manusia dan kegelisahan nya

Umumnya manusia tidak menyukai kegelisahan dan mendambakan
kebahagiaan. Tapi justru yang ditakutkan itu sering datang pada
kehidupan kita. Dan yang didambakan itu sering menjauh dari kita.
Mengapa?
Kegelisahan tidak jarang bersahabat dengan umumnya kita. Ada yang
gelisah karena faktor-faktor materi, ada juga yang bukan karena hal-
hal yang material. Mungkin kegelisahan itu disebabkan antara lain:
1. Kesulitan ekonomi
2. Takut kehilangan harta, jabatan dan popularitas
3. Penyakit yang menahun
4. Kesulitan mendapatkan pasangan hidup yang ideal
5. Takut kehilangan pasangan hidup
6. Khawatir gagal dalam berkarier
7. Dan lainnya.
 Pada dasarnya semua manusia mendambakan kebahagiaan, dan tidak
menginginkan kegelisahan. Kebahagiaan itu satu, dan kegelisahan juga
satu. Bisa diraih oleh setiap manusia yang kaya atau yang miskin, yang
punya jabatan atau yang jelata, yang ternama atau yang tak dikenal,
berpasangan atau yang belum, yang sehat atau sedang sakit, yang
berkarier atau yang belum. Sebaliknya kegelisahan juga bisa datang
pada setiap manusia dari semua lapisan dan tingkatan.
tips mengatasi ketakutan atau kegelisahan :
Dari seluruh hawa nafsu, ketakutan adalah yang terburuk. Perasaan Takut dan Cemas. Takut, merupakan suatu perasaan yang bisa dialami oleh setiap orang dalam kehidupannya setiap hari.
Anda adalah pemilik dari segala pikiran, perasaan akan ketakutan atau keberanian bergantung dari bagaimana cara Anda mengaturnya. Semakin Anda dapat menyeimbangkan perasaan dan pikiran, semakin dekat Anda untuk menjadi self mastery.
Pernahkah Anda merasa ketakutan atau gelisah secara tiba-tiba atau justru tenggelam dalam ketakutan? Bagaimana cara Anda mengatasinya? Apakah Anda berusaha menerimanya atau mengatasinya atau bergulat dengan perasaan tersebut? Pernahkah Anda bertanya pada diri Anda sendiri mengapa perasaan tersebut terjadi dan apa yang telah membuat Anda mengalami perasaan tersebut? Jika saya berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada yang perlu kita takutkan, melainkan cukup dimengerti, setujukah Anda? Hem, sepertinya kali ini saya terlalu banyak bertanya ya J. Nah untuk menjawab pertanyaan saya tersebut, kita diskusikan saja yuk.
Pertama dan yang terpenting adalah, saya ingin Anda bertanya kepada diri Anda sendiri.
Tanyakan pada diri Anda mengapa perasaan tersebut terjadi? Apa yang membuat Anda merasakan ketakutan? Setelah melakukan dialog dengan diri Anda sendiri, Anda dapat memutuskan apakah Anda akan membiarkan diri Anda terbelenggu dengan perasaan tersebut atau mengatasinya untuk segera keluar dari perasaan tersebut. Tentunya Anda memutuskan yang terbaik untuk diri Anda sendiri bukan dengan berusaha keluar dari rasa ketakutan?
Berdasarkan hasil dialog tersebut, apa yang telah membuat Anda merasa ketakutan? Apakah rasa takut tersebut timbul akibat rasa panic/bingung/malu/menghindari kenyataan/mudah marah/tersinggung atau karena egoAnda semata?
Kedua, ketakutan hanya butuh pengertian.
Untuk mengerti apa sebenarnya yang Anda takutkan, Anda diminta untuk merubah cara Anda berpikir dari Perasaan Pertama menuju Perasaan Kedua. Supaya lebih jelas, yuk kita baca pelan-pelan sambil diresapkan dalam hati kalimat yang ada di kedua kolom dibawah ini.
Perasaan Pertama
Perasaan Kedua
Panik dan bingung Menjelaskan perasaan dan tujuan Anda
Malu/takut kehilangan muka Berani keluar dari perasaan nyaman
Berusaha menghindari kenyataan Meningkatkan kesadaran dan menerima kenyataan
Mudah marah dan tersinggung Mengerti tingkat kemampuan diri kita dan berusaha meningkatkannya
Ingin berhenti ketika melakukan sesuatu Ingin melangkah kedepan dengan semangat dan hati-hati
Ego pribadi kita Merespon dengan sepenuh hati.

Ketiga, lepaskan perasaan yang telah menyesakkan hati Anda.
Ketika menghadapi perasaan tersebut, jangan belenggu diri Anda kedalam kesempurnaan. Cara yang terbijak adalah katakan dan ucapkan secara tegas kepada diri Anda bahwa Anda ingin berubah. Ketika Anda mengucapkan kalimat tersebut, Anda tidak perlu memikirkan bagaimana Anda merubah perasaan tersebut. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengucapkan kata-kata tersebut setiap hari sambil memelihara perasaan keingin-tahuan Anda akan apa yang terjadi.

sumber : google

Selasa, 05 April 2011

macam-macam ideologi

1. Liberalisme
Liberalisme
adalah suatu ideologi atau ajaran tentang negara, ekonomi dan masyarakat yang mengharapkan kemajuan di bidang budaya, hukum, ekonomi dan tata kemasyarakatan atas dasar kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Liberalisme ekonomi mengajarkan kemakmuran orang perorang dan masyarakat seluruhnya diusahakan dengan memberi kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-masing dengan sebebas-bebasnya.
Neo-Liberalisme yang timbul setelah perang dunuia I berpegang pada persaingan bebas di bidang politik ekonomi dengan syarat memperhatikan/membantu negara-negara lemah/ berkembang. Dibandingkan dengan ideologi Pancasila, apabila ideologi Liberalisme lebih menekankan kepada kepentingan individu dan persaingan bebas, sedang ideologi pancasila mengutamakan kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong-royongan. Demokrasi liberal lebih bersifat formalistis, demokrasi Pancasila mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Kapitalisme
Kapitalisme bila dilihat dari sisi ekonomi diartikan sebagai sistem ekonomi di mana bahan baku distribusinya secara pribadi dimiliki dan dikembangkan.  Sedangkan bila dilihat dari sisi politik, Kapitalisme adalah sistem sosial berdasarkan hak asasi manusia. Untuk mendapatkan sistem ekonomi dimana “produksi dan distribusi dimiliki secara pribadi”, harus mempunyai hak individual dan terutama hak properti, Milton Friedman cenderung untuk mengfektifkan pasar bebas (free market), dimana mereka mengklaim promosi kebebasan individu dan demokrasi. Sedangkan menurut Marx, Kapitalisme adalah hasil karya dari pasar pekerja (labor-market).
Perkembangan ekonomi yang pesat di eropa akibat Liberalisme menimbulakan suatu ideologi yang baru, yang bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasar bebas. Ideologi ini disebut Kapitalisme.  Sebenarnya bentuk awal dari Kapitalisme adalah  Merkantilisme yang berkembang di eropa dan Timur Tengah pada Abad pertengahan. Pada dasarnya inti  Merkantilisme dan Kapitalisme sama, yaitu untuk mencapai keuntungan. Namun seiring berjalannya waktu merkantilisme di eropa berpadu dengan praktek ekonomi yang kemudian disebut Kapitalisme.
Kapitalisme yang berkembang menyebabkan munculnya negara-negara yang kuat dan kaya, sehingga berambisi untuk memperluas wilayahnya. Kemudian timbullah suatu ideologi baru yaitu Kolonialisme. Upaya untuk memperluas wilayah tersebut berupa klaim atas yang dikuasai dan disusul dengan pemindahan penduduk.
3. Kolonialisme
Kolonialisme adalah paham tentang penguasa oleh suatu negara atas daerah / bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu. Faktor penyebab timbulnya kolonialisme : keinginan untuk menjadi bangsa yang terkuat, menyebarkan agama dan ideologi, kebanggan atas bangsa yang istimewa, keinginan untuk mencari sumber kekayaan alam dan tempat pemasaran hasil industrinya.
Tipe-tipe Kolonialisme adalah :
  1. Koloni Penduduk : jika terjadi migrasi besar-besaran ke negara asing dan kemudian menjadi tanah air baru. Misalnya Amerika Utara dan Kanada.
  2. Koloni kelebihan penduduk : seperti koloni-koloni bangsa italia dan jepang.
  3. Koloni deportasi : tanah koloni yang dikerjakan oleh orang-orang buangan. Misalnya Australia.
  4. Koloni eksploitasi : daerah jajahan yang dikerjakan hanya untuk mencari keuntukngan. Misalnya Hindia Belanda.
  5. Koloni sekunder : tanah-tanah koloni yang tidak menguntungkan ibu-negeri, tapi perlu dipertahankan karena kepentingan strategi.


sumber : google

pandangan hidup

Segala sesuatunya berhulu pada pandangan-hidup. Kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang ‘rasanya cocok’, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Namun, kita mesti selalu ingat kalau kendati sesuatu ‘rasanya cocok’, ia belum tentu juga baik buat kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang ‘rasanya cocok’ atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain; bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.
Kondisi fisiko-mental kita selalu berubah-ubah. Sesuatu yang tadinya terasa amat cocok, bisa berubah drastis kini; sesuatu yang kini terasa amat cocok, bisa samasekali tidak cocok besok. Sementara itu pandangan-hidup tidaklah bisa serta-merta dirubah-rubah untuk selalu disesuaikan dengannya. Sekedar untuk bisa menerima dan meresapi suatu pandangan-hidup tertentu saja, tidaklah mudah dan butuh tak sedikit waktu. Singkatnya, kita hendak mengadopsi sesuatu yang tidak sekedar rasanya cocok, namun yang jelas-jelas baik buat kita dan sebanyak-banyaknya orang. Tapi jangan salah lagi disini; sesuatu yang baik buat sebanyak-banyaknya orang, bukan saja belum tentu baik juga buat kita, namun ia tidak berarti bahwa kita harus ikut-ikutan menganut pandangan-hidup yang dianut oleh banyak orang. Sebab, sangat boleh jadi mereka menganutnya hanya lantaran terlahir dan terjebak di lingkungan penganut pandangan-hidup itu, atau sekedar ikut-ikutan saja.

Yang menganut pandangan-hidup tertentu, akan menganut prinsip-hidup tertentu. Prinsip-hidup inilah yang selalu akan menjadi orientasi-utama seseorang di dalam menjalani hidupnya. Misalnya, seseorang yang menganut pandangan bahwasanya hidup ini sebagai kesempatan-emas untuk meningkatkan martabat-kelahirannya, maka ia akan berprinsip memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang dan kesempatan guna mengisi kesempatan-emas ini, dimana setiap pemikiran, ucapan dan tindakannya akan selalu ia orientasikan pada yang baik dan bermanfaat untukmeningkatkan martabat-kelahirannya. Lain lagi halnya dengan mereka yang menganut pandangan bahwasanya hidup ini hanya sekali saja, misalnya. Mereka ini bisa saja juga berprinsip memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang dan kesempatan yang ada, namun guna memperkaya diri sehingga bisa bersenang-senang, bisa memenuhi setiap keinginannya, bisa memuaskan setiap dorongan nafsu-idriawinya. Semua ini mereka lakukan atas-nama œmenikmati hidup yang hanya sekali ini saja. Itulah yang menjadi orientasi-utama dari setiap pemikiran, ucapan dan tindakan mereka; itulah yang menjadi orientasi-utamanya di dalam menjalani kehidupannya ini.

sumber : google

Senin, 28 Februari 2011

pengertian kebudayaan dan kepribadian

Menurut Horton (1982),Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
Pengertian kebudayaan:
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.

sumber : google
kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Serta kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
Terjadi keterkaitan antara Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

etika penulisan

Ada sebuah Etika dalam setiap penulisan, baik itu penulisan surat pribadi / resmi, penulisan ilmiah, skripsi, dan termasuk penulisan di sebuah internet baik menulis di blog atau di e-mail.
Masih ingat kasus yang menimpa seorang ibu yang bernama Prita, hanya karena tulisan e-mail yang ia buat untuk seorang temannya, dapat berakibat besar bagi dirinya, bahkan ia harus menjalani hukuman pidana. Maka dari itu ada baiknya untuk semua netter / blogger mengetahui Etika-Etika Penulisan di Internet.
Sebenarnya apa itu Etika ? Jika ditelusuri kata Etika itu berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Ethikos yang berarti sesuatu yang timbul dari kebiasaan hidup. Dan menurut saya Etika itu adalah sesuatu peraturan / perilaku tidak tertulis yang mengatur benar atau salah, baik atau buruk dari suatu lingkungan hidup tertentu.
Begitu juga dalam penulisan internet terdapat Etika-etika standar, yaitu sebagai berikut :
1. Gunakanlah bahasa yang baik dan dimengerti oleh seseorang, walaupun blog kita menggunakan bahasa yang tidak resmi seperti bahasa gaul tapi haruslah bahasa ini dimengerti oleh semua pembaca. Jika perlu tambahkan keterangan untuk sebuah kata yang belum umum. Dan bahasa yang digunakan juga harus sopan
2. Perhatikanlah tulisan jika ingin berbicara tentang orang lain atau golongan lain, jangan pernah mengandung sesuatu yang dapat menyinggung/mengganggu yang berbeda dari kita, seperti masalah Suku, Adat, Ras dan Agama (masalah SARA) dan pornografi.
3. Dan jangan pernah membuat tulisan untuk memprovokasi orang lain, apalagi provokasi tersebut untuk keuntungan pribadi. Dan jangan pernah memasukan kata-kata yang memaksa agar orang lain mempunyai pikiran yang sama dengan kita.
4. Ketika harus menyebutkan sebuah nama untuk tujuan / masalah yang belum jelas, pergunakanlah inisial atau jangan pergunakan sama sekali nama orang yang bersangkutan.
5. Data dan Fakta yang ada di setiap tulisan haruslah mengandung kebenaran, seperti sebuah data real atau hasil penelitian haruslah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Atau jika mau mengambil dari hasil penelitian orang lain, kita harus menuliskan sumber yang jelas atas data yang dicantumkan dalam tulisan.
6. Tulislah semua sumber atas kutipan ide atau kutipan tulisan yang kita ambil dari orang lain. Karena setiap tulisan, baik tulisan internet maupun tulisan lainnya sebenarnya adalah karya cipta orang lain yang harus dihargai oleh siapapun.
7. Dilarang keras copy-paste (menjiplak/meniru) secara menyeluruh dari tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumber aslinya. Selain itu adalah melanggar hak cipta dari seseorang, menurut saya itu juga berakibat fatal bagi sang penulis karena pembaca akan mempunyai anggapan bahwa sang penulis tidak dapat untuk membuat hasil karya / tidak profesional.
8. Jika terjadi kesalahan dalam penulisan, minta maaflah kepada semua pembaca. Karena sesuai dengan kata-kata bijak, “meminta maaf tidak akan membuat seorang menjadi hina bahkan sebaliknya”.

http://yurizone.wordpress.com

Rabu, 23 Februari 2011

pengertian tujuan ruang lingkup ilmu budaya dasar

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1.Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hokum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2.Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
3.Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar :
1.Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2.Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.